Kontroversi Teori Nasakh Wal Mansukh Menurut Para Ulama Studi atas Pemikiran Abdullah Ahmad An-Naim
Isi Artikel Utama
Abstrak
Teori nasakh sampai hari ini masi terus berpolemik dalam pemahaman ulama, isu yang sangat kompleks dalam teori tersebut adalah adanya ulama yang menolak teori Nasakh wal Mansukh, dengan alasan menegaskan bahwa, tidak terjadi pembatalan ataupun penghapusan hukum syar’i yang ada dalam Al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan teori nasakh wal mansukh dengan menghadirkan beberapa pandangan ulama klasik dan kontemporer. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode kualitatif dan bersifat analisis deskriptif yaitu dengan menggambarkan dan menguraikan secara sistematis materi-materi pembahasan yang diperoleh dari berbagai sumber kemudian di analisis untuk memperoleh hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini Ternyata dibalik kontroversi dari teori Nasakh wal Mansukh dikalangan para ulama, baik ulama yang setuju dengan teori nasakh maupun yang tidak setuju. Karena penelitian ini berfokus pada teori nasakh yang ditawarkan oleh Abdullah Ahmad An-Naim, ia mendefinisikan nasakh diartikan dengan telah dihapus, sedangkata kata munsi’ha diartikan sebagai ‘menunda’ pelaksanaanya atau penerapannya.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Abdurrauf Iqbal Saimima. (1998). Politik Reaktualiasi Ajaran Islam. Pustaka Panjimas.
Aksin Wijaya. (2009). Arah Baru Studi Ulum Al-Qur’an : Memburu Pesan Tuhan di Balik Fenomena Budaya. Pustaka Pelajar.
Al-Qattan. (n.d.). Mabāḥīts fī Ulūm al-Qur’ān.
Ali Yafie. (1998). Antara Ketentuan dan Kenyataan? Pustaka Panjimas.
Anwar, R. (2007). Ulumul Quran. Pustaka Setia.
Asyirofi, M. (2010). Konsep Nasakh dalam Ijtihad Menurut Pemikiran Abdullah Ahmad An-Naim. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Dwi Sagita Akbar, Abbas, dan A. F. (2020). “Pemikiran Abdullah Ahmad An-Na’im Tentang Teori Evolusi Syari’ah (Nasākh) Dan Relevansinya Dengan Metode Istimbath Hukum Islam,.” Al-Hurriyyah, 5, 9.
Dzulhadi. (2019). “Kontroversi Nāsakh-Mansūkh Dalam Al-Qur’an,.” 285.
Fanani. (n.d.). Abdullah Ahmad Na’im: Paradigma Baru Hukum Publik Islam.
Hidayat. (n.d.). “Thought Construction of Nasīkh Mansūkh: Study of Abdullah Ahmad An-Na’im,.” 20.
Junaidi Abdillah. (2014). Pembaruan Hukum Islam Publik Syariah Pespektif Abdullah Ahmed An-Na’im,. Al-’Adalah, 2, 306–307. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/adalah/article/view/3018.
Manna Al-Qaṭṭan. (2017). Mabāḥīts fī Ulūm Al-Qur’ān. Ummul Qura’.
Moh. Dahlan. (2009). Abdullah Ahmed An-Na’im: Epistemologi Hukum Islam. Pustaka Pelajar.
Muhammad Abu Zahra. (2008). Ushul Fiqih. Pustaka Firdaus.
Muhammad Husni dan Fathul Wahab. (2020). Teori Nasakh Mansukh Dalam Penetapan Hukum Syariat Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 1–20. https://doi.org/10.37286/ojs.v4i2.70
Muhyar Fanani. (2003). Abdullah Ahmad Na’im: Paradigma Baru Hukum Publik Islam, Pemikiran Islam Kontemporer. Jendela.
Mujaid Kumkelo, Moh. Anas Kholish, and F. V. A. A. (2015). Fiqh HAM; Ortodoksi Dan Liberalisme Hak Asasi Manusia Dalam Islam. Setara Press.
Munawir Sjadzali. (1997). Ijtihad Kemanusiaan. Paramadina.
Rachmat Syafe`i. (2006). Pengantar Ilmu Tafsir. Pustaka Setia.
Redaksi, D. (1997). Enskopedi Islam. Ictiar Baru Van Hoeve.
Risa Fadhilah. (2021). KONSEP NASIKH MANSUKH DI ERA MODERN DALAM PRESPEKTIF IMAM AL-TABATHABA’I. ISTI‘DAL: Jurnal Studi Hukum Islam, Vol. 8 No.2 Juli-Desember 2021., 8, 296–297.
Shihab, Q. (1994). Membumikan Al-Qur’an. Mizan.
Suwandi Muhammad Raihan. (2021). “Teori Evolusi Syari’ah (Nasākh) Abdullah Ahmad AnNa’im.” Al-Risalah, 17.
Syarifuffin, A. (2007). Ushul Fiqh. Logos Wacana Ilmu.