AKULTURASI BUDAYA LOKAL DAN AGAMA ISLAM DALAM MENYAMBUT RAMADHAN
Studi Kasus Tradisi Mersik di Kebon Daya, Masbagik Timur
DOI:
https://doi.org/10.51700/irfani.v1i1.6Kata Kunci:
Mersik, Acculturation, Tradition, Living Qur’an, Living HadithAbstrak
Masyarakat Kebon Daya Desa Masbagik Timur mempunyai tradisi unik dalam
menyambut bulan Ramadhan. Tradisi yang diwarisi secara turun-temurun tersebut
dinamai dengan mersik yang bermakna membersihkan. Ritual mersik terdiri dua
jenjang pembersihan, yaitu mersik zahir dan mersik bathin. Jenjang pertama lebih
kepada ritual-ritual pembersihan tempat-tempat ibadah dan sepanjang jalan menuju
tempat ibadah tersebut. Sedangkan ritual mersik bathin lebih kepada pembersihan
spiritual dan hati. Realitas ini dianalisis dengan melihat ekspresi keberagamaan
yang bersifat akulturatif antara agama (teks-teks Alquran dan hadis) dengan aturanaturan budaya (adat dan tradisi) yang mengikat. Dalam kajian keberagamaan,
lingkup pembahasan ini termasuk dalam kategori living Qur’an dan living hadis
yang mengkaji aspek ekspresi keberagamaan yang disandarkan kepada Alquran dan
hadis itu sendiri. Pada dasarnya, kajian living Qur’an dan living hadis melihat
kepada aspek keabsahan teks, penafsiran-penafsiran terhadap teks dan sejauh mana
teks tersebut memperngaruhi pola-pola ritual antropologis masyarakat yang
dipengaruhi oleh teks tersebut.
Unduhan
Referensi
Al-Qusyairi, ‘Abdul Karim bin Hawazin, Tafsīr al-Qusyairi: Lathāif al-Isyārāt,
Lebanon: Dār al-Kutub al-Ilmiah, 2007.
Asnawi, Respon Kultural Masyarakat Sasak Terhadap Islam, Jurnal Studi Islam
dan Masyarakat, Ulumuna, Vol. IX, Edisi 15, No. 1.
Bakker Sj, J. W. M., Filsafat Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Budiwanti, Erni, Islam Sasak Wetu Telu Versus Waktu Lima, Yogyakarta: LKiS, 2000.
Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri 2013.
Fadly, M. Ahyar, Islam Lokal: Akulturasi Islam di Bumi Sasak, Nusa Tenggara Barat: STAIIQH, 2008.
Hasan, Ustman bin, Durrah al-Nāsihin Fī al-Wa’dzi wa al-Irsyād, t.t: Dār Ihyā alKutub al-Arabiyah, 1918.
Hidayat, Akulturasi Islam dan Budaya Melayu: Studi tentang Ritus Siklus Kehidupan Orang Melayu di Pelalawan Provinsi Riau, t.t., Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009.
Karsidi, Rafiq, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Sindunata, 2007.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Radar Jaya Offset, 2000.
Kroeber, Anthropology, New York: Harcout, Brace and Company, 1948.
Lauer, Robert H., Perspektive on Social Change, terj. Alimandan, Jakarta: Kineka Cipta, 2003.
Marrison, Geoffrey E., Sasak and Javanese, Leiden: KITLV Press, 1999.
Mustafa Yaqub, Ali, Hadis-Hadis Bermasalah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2012.
Ryan Bartholomew, John, Alif Lam Mim: Kearifan Masyarakat Sasak, terj. Imron Rosyidi, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.
Saeed, Abdullah, Pengantar Studi Al-Qur’an, terj. Shulkhah dan Sahiron Syamsuddin, Yogyakarta: Baitul Hikmah Press, 2016.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007.
Syam, Nur, Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS, 2005.
Syamsuddin, Sahiron, “Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur’an dan Hadis”dalam Metodologi Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: Teras, 2007.
Tim Penyusun Monografi, Monografi Daerah Nusa Tenggara Barat Jilid I, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2020 YUSRI HAMZANI

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.


