Resepsi qur’an dan gerakan sosial-keagamaan nahdhatul wathan di Lombok, Indonesia
Isi Artikel Utama
Abstrak
Dalam kehidupan masyarakat, al-Quran diperlakukan tidak hanya bahan bacaan, kajian, dan hiasan, namun lebih dari itu realitas masyarakat memperlakukan hadis sebagai aneka ragam prilaku, seperti: obat-obatan, motivasi dalam melakukan suatu ibadah tertentu. Di sisi lain, terdapat ayat-ayat Alquran dihidupkan guna memperbaharui keadaan sosial suatu masyarakat, baik yang di lakukan oleh seseorang dan ataupun oleh suatu komunitas atau organnisasi tertentu. Artikel ini mendiskusikan organisasi Nahdlatul Wathan (NW), melihat Alquran yang hidup dalam pergerakan dan perkembangan organisasi. Analisis dalam artikel ini menggunakan teori Gerakan sosial tindakan kolektif (collective action) yang diusung oleh Antony Giddens. Artikel ini menemukan kesimpulan bahwa. Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang dakwah dan Pendidikan, Nahdlatul Wathan (NW) menggunakan Alquran sebagai spirit dalam perjuangan dan pergerakan. Prinsip pokok oerganisasi berupa Iman dan takwa diambil dari QS. Ali-Imran 102 dan al-Hujurat 13, ayat tersebut menjadi motivasi awal sekaligus landasan dalam berdakwah. Sedangkan ayat-ayat yang terkait Yakin, Ikhlas dan Istiqomah menjadi pedoman dalam menggerakkan segala bidang dakwah, pendidikan, dan sosial
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama
- Syamsul Wathani, ISTINBAT AT TAFSIR , Al Irfani: Journal of Al Qur'anic and Tafsir: Vol 1 No 1 (2020): Al Irfani
- Abd. Rahman, HISTORISITAS TRADISI TA’WIL AL-QUR’AN AHL AS-SUNNAH , Al Irfani: Journal of Al Qur'anic and Tafsir: Vol 1 No 2 (2020): Al Irfani